Minggu, 24 November 2013

Kliping Lingkungan Hidup


Contoh Kliping Lingkungan Hidup
Cara Menghemat Kertas
Artikel lingkungan mencoba mengajak sahabat pecinta lingkungan hidup untuk menggunakan kertas secara bijak sehingga kita dapat menghematnya untuk kelestarian hutan.
Kertas saat ini telah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Jika kita perhatikan di sekeliling kita, maka barang-barang apa saja yang terbuat dari kertas and mungkin kamu menemukan banyak barang yang terbuat dari kertas seperti kardus, buku tulis, kertas tulis, kertas fotokopi, koran, majalah, buku pelajaran/novel, tisu, alas gelas, kertas untuk keperluan promosi seperti brosur dan masih banyak lagi.
Bahan baku kertas adalah dari sebatang kapohon. Untuk satu rim kertas, paling sedikit satu batang pohon ditebang. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus ditebang untuk memenuhi produksi kertas? Tanpa disadari, pada suatu masa hutan dipermukaan bumi ini akan habis ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas sehari hari. Apa lagi kita memanfaatkan kertas secara boros.
Begitu banyak barang-barang berbahan baku kertas dan tidak sedikit kertas yang pada akhirnya dibuang atua berakhir menjadi sampah.
Oleh karena itu kita harus sungguh-sungguh memperhatikan efisiensi pemakaian kertas, pengelolaan kertas serta pemakaian serta dampak dari setiap produksi kertas terhadap kelestarian hutan dan lingkungan.
Untuk mengatasih hal ini maka kita dapat melakukan penghematan dalam menggunakan kertas. Berikut ini beberapa hal yang sederhana yang dapat kita lakukan, yaitu;
1.       Tidak dengan mudah membuang kertas. Cobalah untuk memikirkan kembali kemungkinan kertas tersebut digunakan untuk hal-hal lainnya.
2.       Memaksimalkan penggunaan kertas yaitu menggunakan semua bagian sisi kertas seperti saat mencetak, gunakan kedua sisi kertas.
3.       Mengumpulkan sisa-sisa kertas untuk dapat dikelolah atau didaur ulang lagi
4.       Koran, majalah, atau kalender bekas dapat digunakan untuk membungkus
5.       Ketika akan mencetak suatu dokumen, cobalah pertimbangkan prioritas dan kebutuhannya. Jika dokumen tersebut perlu dicetak, gunakan ke dua sisi kertas.
6.       Menggunakan kertas bekas pakai untuk mesin facimili atau fotokopi
7.       Memanfaatkan sekumpulan kertas bekas pakai untuk catatan kecil, seperti pesan telpon, catatan belanja dan lain sebagainya
8.       Memanfaatkan kembali amplop atau kantong kertas bekas yang masih layak digunakan
9.       Mencetak keperluan seminar, promosi, pelatihan dari kertas daur ulang.
10.   Jika memungkinkan memperoduksi media cetak berbahan baku kertas daur ulang
11.   Makalah, kliping atau materi presentasi sebaiknya dicetak dan diperbanyak dengan menggunakan keras bekas atau lebih baik dalam bentuk data CD (disk)
12.   Segala bentuk undangan atau tagihan dapat dikirimkan melalui email. Kita terpaksa dicetak, usahakan dibuat dengan bahan yang sedikit memakai kertas.
13.   Menghemat penggunaan kertas tisu saat makan atau di toilet
14.   Ketika anda berbelanja, usahakan untuk membawa kantong belanja anda sendiri
15.   Memanfaatkan aneka kertas bekas untuk berbagai aneka kerajianan seperti kertas daur ulang berwarna-warni, bingkai goto, kotak tisu dan sebagainya
Dengan mempertimbangkan ke 15 hal-hal yang sederhana untuk melakukan penghematan kertas dan tetap melestarikan lingkungan, mengetahui asal muasal kertas itu terbuat dan mampu mempraktekan ke 15 hal tersebut.




Pelaksanaan Penanaman Tanaman Reboisasi

A. Persiapan Lapangan
Sebelum kegiatan penanaman di lapangan dilaksanakan, perlu adanya persiapan yang baik dalam rangka pencapaian keberhasilan tanaman (tanaman pokok jenis kayu-kayuan dari MPTS) yang disesuaikan dengan rancangan.
Kegiatan persiapan lapangan meliputi:
1. Penyimpanan dokumen rancangan pembuatan tanaman untuk lokasi/blok/petak sasaran pembuatan tanaman reboisasi
2. Penyiapan organisasi pelaksana (Pemimpin Pelaksana, Mandor/pengawal dan tenaga kerja) dan koordinasi dengan pihan terkait untuk lokasi dan luas areal yang akan direboisasi, serta penyusunan tata waktu kegiatan dan pembagian kerja yang rasional.
3. Peyiapan area reboisasi dari konflik agar penanaman dapat berjalan lancar melalui sosialisasi rencana penanaman
4. Penyiapan bahan (bahan gubuk kerja, papan nama, patok batas, ajir) dan alat pengukuran (GPS/alat ukur theodolit, kompas, altimeter dan lain-lain) dan perlengkapan kerja.
5. Pengukuran ulang batas-batas lokasi, pemancngan patok, pembuatan gubuk kerja, papan nama dan penyiapan lahan dalam rangka penerapan pola tanam yang sesuai dalam petak tanaman, pembuatan jalan pemeriksaan hutan yang layak/memenuhi syarat dan lain-lain. Jalan pemeriksaan harus berhubungan dengan jalan angkutan.
6. Pemasangan ajir dan penentuan arah.letak tanaman sesuai dengan rancangan. Pola tanam dapat dilakukan secara semplongan atau sistim jalur sesuai kontour secara merata di seluruh petak, menyesuaikan keadaan lapangan (mempertimbangkan tegakan sisa dan kemiringan lahan)
7. Penyiapan bibit pada tempat penampung sementara.

B. Pembuatan Tanaman
1. Persiapan
a. Penyiapan dokumen rancangan dan peta rancangan
b. Penyiapan bahan, peralatan /perlengkapan kerja & tenaga kerja
c. Pembukaan dan pembersihan lahan, pembuatan lubang tanaman sesuai ajir, penyiapan pupuk dasar. Disamping itu perlu juga dibuat piringan tanaman yang bersih dari tonggak dan tanaman pengganggu.
d. Distribui bibit dari tempat pengumpulan bibit sementara (TPS) ke petak tanaman, dan menempatkannya menurut arah larikan dan lobang tanaman
2. Penanaman
a. Sebelum penanaman bibit harus diperhatikan:
·         Media biibit kompak dan mudah dilepas dari polybag
·         Kondisi lobang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air
·         Kondisi bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar/kriteria yang telah ditetapkan untuk ditanam
b. Penanaman bibit.
·         Saat penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat.
·         Polybag dilepas dari media tanaman dengan hati-hati sehingga tidak merusak sistem perakaran tanaman
·         Bibit dan media diletakkan pada lobang tanaman dengan tegak lurus
·         Lobang tanaman ditimbun dengan tanah dicampur pupu dasar sampai lebih tinggi dari permukaan tanah
c. Pemeliharaan Tahun berjalan
·         Pemeliharaan tahun berjalan (T-0) dilakukan dengan penyulaman tanaman yang mati sejumlah 10% (110 btg./ha) sekitar satu bulan setelah tanam.
d. Hasil Pembuatan Tanaman
·         Terwujudnya tanaman reboisasi sejumlah 1.100 btg/ha termasuk penyulaman (10% – 110 btg Per Ha), tersebar merata sesuai reancangan
·         Untuk memberikan akurasi realisasi tanaman dilakukan penilaian kerja pembuatan tanaman yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan tersendiri

C. Organisasi Pelaksanaan
Agar pelaksanaan di lapangan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, maka disusun organisasi pelaksanaan di lapangan sebagai berikut:
1.       Pelaksana kegiatan pembuatan tanaman reboisasi hutan lindung dan hutan produksi adalah satker Dinas/Intansi yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab pelaksanaan reboisasi di wilayah kerjanya.
2.       Penanaman dilakukan oleh pemimpin pelaksana bekerja sama dengan kelompok tani.masyarakat setempat sekitar hutan, melalui surat perjanjian kerja sama (SPKS)
3.       Penanaman di wilayah perum perhutani dilaksanakan oleh perum perhutani sesuai pedoman reboisasi GN RHL/Gerhan ini.
4.       Untuk lokasi yang terpencil, rawan keamanan dan kesulitan tenaga kerja dapat dilaksanakan oleh satker pelaksana secara swakelola melalui kerja sama dengan TNI

D. Hasil Pelaksanaan
Hasil kegiatan pelaksanaan pembuatan tanaman reboisasi tahun berjalan (T-0) dikawasan hutan lindung dan hutan produksi sesuai target luas dan jumlah tanaman dalam rancangan dan dokumen kegiatan/anggarannya.
Sumber: Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.03/MENHUT-V/2004 Tanggal: 22 Juli 2004



Cara Aman Menggunakan Kembali Wadah Plastik

Artikel lingkungan hidup kali ini akan membahas tentang cara aman menggunakan kembali wadah plastik.

BPA adalah kekhawatiran Ketika Wadah Plastik Aman penggunaan ulang

Kekhawatiran kesehatan dan keselamatan terbesar saat ini adalah terkait dengan BPA. BPA adalah bahan kimia yang ditemukan dalam kandungan plastik terutama dalam plastik kaku. Ada informasi yang tepat sekarang bahwa BPA dapat larut ke dalam makanan ketika dirinya yang dipanaskan. Ini adalah sesuatu yang sering dibicarakan sekarang tetapi tidak ada dari EPA yang menyatakan tidak aman.
Hindari memanaskan makanan dalam Wadah Plastik

Ini terkait dengan panas sehingga Anda ingin menghindari memanaskan kembali makanan dalam plastik, dan juga meninggalkan botol air di mobil Anda terutama selama musim panas ketika terdapat panas yang ekstrim.


Bersihkan dengan air sabun untuk penggunaan ulang Wadah Plastik Aman

Jika Anda akan membersihkan plastik, dan ini adalah apa yang kebanyakan produsen merekomendasikan, membersihkanlah dengan sabun dan air. Anda tidak dianjurkan menempatkan plastik di air cucian karena panasnya akan membahayakan Anda. Tidak ada masalah dengan menggunakan kembali plastik untuk tujuan utilitas. Banyak sekolah dasar mengumpulkan botol dengan pekebun dan untuk karya seni. Dan itu adalah bagaimana Anda dapat dengan aman menggunakan kembali plastik.
Jika kamu akan membersikan plastik, dan apa yang kebanyakan produsen anjurkan. bersihkan dengan sabun dan air. Tidak dianjurakan meletakkan plastik ke dalam tempat cucian sebab panasna bisa membahayakan. Tidak ada masalah sebenarnya menggunakan pelastik kembali untuk tujuan alat peraga. Banyak siswa SD mengumpulkan botol untuk tujuan karya seni. dan begitulah plastik bisa aman digunakan.


8 Cara Mengantisipasi Kemungkinan Kebakaran Hutan

Artikel Lingkungan kali ini akan membahas beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan atas terjadinya kebakaran di hutan.
1.       Membuat menara pengamat yang tinggi berikut ala telekomunikasi
2.       Melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran
3.       Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan
4.       Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musin kemarau untuk memantau wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran
Apabila terjadi kebakaran hutan maka cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagi berikut;
1.       Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil
2.       Jika api dari kebakaran berskala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari area yang menghambat jalananya api seperti sungai, danau dan jalan
3.       Melakukan peyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan helikopter.
4.       Membuat hujan buatan
Dengan mengerti dan memahami ke 8 cara mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, maka diharapkan para pembaca dapat mencegah dan juga bertindak saat kebakaran terjadi.







4 Parameter Pencemaran Lingkungan

Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya pencemaran lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu. Parameter-parameter yang digunakan sebagai indikator penemaran lingkugnan antara lain sebagai berikut

a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor dan kadang aktifitas berat.

b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD ( biochemical Orxygen Deman), yaitu jumlah oksigen yang terkandung atau terlalur di air. Cara pengukuran BOD adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennnya selama 5 hari dan kemudian diukur kembali kadungan oksigennya, BOD digunakan untuk mengukur banyaknya pencemaran organik.
Di air yang normal dan alami, kadar pH adalah 6,5 – 8,5. Keasaman air dapat iukur dengan kertas lakmus. Contoh lain adalah kandungan oksifen d dalam air minum tidak boleh kurang dari 3 ppm

c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan dan kandungan bahan radiokatif.

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan organk/mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan plakton. Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang teremar.
Cotnoh: keadaan siput air dan planaria di sugnau atau perairan menunjukkan bahwa air di sungai tersebut belum tercemar.
Sumber: Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP kelas VIII





Usaha Pencegahan Pencemaran Udara

Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga mengganggu manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di dalam suatu lingkungan. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk mencegah pencemaran udara ini.

Berikut 6 usaha pencegaran pencemaran udara yang dapat kita lakukan, yaitu;
1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
2. melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan;
3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang ke udara bebas;
4. membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di atas suatu pemukiman atau kita;
5. mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi;
6. memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.



Penyebab Polusi Udara

Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daera daerah industri.
Penyebab polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;

1. Kendaraan bermotor
Semua kendaraan bermotor yang memakai bensi dan solar akan mengeluarkan gas CO, Nitrogen Oksida, blerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuantum tertentu dapat merupakan racun bagi manusia atau hewan. Sebagai contoh gas CO merupakan racun bagi fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem pernapasan.

2. Pabrik Pabrik industri
Bagi pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian.
Berbagai bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau pada pekerja sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Misal dengan timbulnyaapa yang disebut penyakit Pneumokoniosis, yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru.
Untuk menentukan apakah orang tersebut terserang penyakit paru-paru akibat penimbunan debu dalam paru-paru, tidak mudah kalau hanya berdasarkan kelainan-kelainan yang terjadi pada tubuh. Harus ada riwayat pekerjaan atau lingkungan tempat tinggal ang selalu mereka gunakan atau sering berurusan dengan debu-debu yang membahayakan misalnya pernah bekerja atau pernah tinggal di sekitar petambangan, di pabrik keramik dan lain-lain.
Kelainan yang terjadi pad atubuh bergantung pada banyaknya debu yang timbul dalam paru-paru, makin luas bagian paru yang terkena makin hebatlah gejala-gejalanya, walaupun hal itu tidak selalu benar. Gejala yang timbul, antara lain batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan yang turun, banyak berdahak dan lain-lain.
Untuk pengobatan secara khusus terhadap penyakit ini boleh dikatakan tidak ada. Pemberian obat-obatan umumnya hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan dan gejala-gejala yang timbul. Satu-satunya tindakan adalah yang bersangkutan tidak lagi mengisap debu berbahaya tadi.
Dengan demikian pencegahan merupakan hal yang perlu diutamakan. Biaya pencegahan relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengan akibat penyakit ini.




Hubungan Manusia Dengan Lingkungan


Manusia mendapakna unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah keburuhan hidupnya berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungannya.
Perhatian dan pengaruh manusia terhadap ligkungan makin meningkat pada zaman teknologi maju.
Masa ini manusa mengubah lingkungan hidup alami menjadi leingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhin bahan dasar industri. Sebaliknya hasil industri berupa asap dan limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup.

Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil antara lain adalah air, udara, sandang, pangan, papan, transportasi sera perlengkapan fisik lainnya. Dan kebutuhan nonmateril  adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, pendidikan dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya fikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makluk lainnya. Di sini jelas terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala.



Efek Limbah Berbahaya Terhadap Manusia

Berbagai pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis, byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umu rantai reaksi menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso – dinamik.
Face paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting, yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang disebut, dan ekskresi.
2. perubahan metabolik yang disebut juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap.
namun perubahan biokimiawi dalam organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat kerja spesifik, yaitu reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus (rangsangan) yang dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan efek bagi kesehatan manusia.

Efek – efek akut dari limbah berbahaya

Di bawah ini penulis menyajikan beberapa efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh limbah berbahaya yang bersifa akut.
No.
Tipe Limbah
A
B
C
D
E
F
Limbah = limbah pestisida (Obat = obat pembunuh hama)
1.
Pestisida organic (astasin, chlorin)
+
+
+
+
2.
Metyl Bromida
+
3.
Herbisida (Obat-obat pembasmi rumput)
+
4.
Pestisida fosfat organic
+
+
+
+
5.
Organo nitrogen herbisida
+
+
6.
Insektisida (-embunuh serangga)
+
+
+
+
7.
Pembasmi jamur
+
8.
Almunium fosfat
+
9.
Rotenone
+
+
10.
Cyanide waste
+
+
+
+
Logam = logam yang Toksik (racun)
11.
Timah, lembaga, selenium, nikel, chromium
+
+
+
12.
Komposisi timah hitam organic
+
+
+
13.
Air raksa, dan lain-lain
+
+
+
+
Sumber: Hazardous Waste Management, Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A Goldmant.
Keterangan: + = efek-efeknya pada manusia menurut pembuktian secara statistik.
A = Kerusakan susunan saraf
B = Kerusakan system pencernaan
C = Kerusakan system neorologis
D = Kerusakan system pernafasan
E = Kerusakan pada kulit
F = Kematian

Efek – efek kronis dari limbah berbahaya
Limbah berbahaya di samping dapat menimbulkan efek akut bagi kesehatan manusia ternyata pencemaran dalam waktu lama dapat pula menimbulkan efek kronis bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya. untuk lebih jelasnaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Efek – efek kronis dari Limbah Berbahaya Tertentu
No.
Tipe Limbah
A
B
C
D
1.
Pestisida organik
*
*
*
+
2.
Halogenated organic phenoxy herbicides
*
*
*
*
3.
Pestisida fosfat organic
*
*
*
4.
Herbisida organo nitrogen
*
*
*
5.
Timah, tembaga, selenium, chromium fan nikel
+
6.
Air Raksa
+
7.
Cadmium
+
8.
Halogenated organic
+
+
Sumber: Hazardous Waste Management Reducing the Risk Island Press, 1996. By B.A Goldmant.
Keterangan
·         = Efek-efek pada manusia yang dapat dibuktikan secaa statisitik.
·         + = Efek-efek pada binatang dalam labolatorium yang dapat dibuktikan secara statistik
·         A = Efek karsinogenik (,menimbulkan kanker)
·         B = Efek mutagenic (mutasi gen/kromosom)
·         C = Efek teratogenik
·         D = Kerusakan system reporduksi
Sumber artikel: Buku Lingkungan Hidup & Kelestariannya oleh Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr Sp.Mk



Manfaat Reboisasi
Reboisasi adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi merupakan kegiatan untukmenanam tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah habis, biasanya akibatdeforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia.
               Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .


Manfaat dan Fungsi dari Reboisasi :
1.                   Mengurangi erosi tanah oleh angin dan air.
2.                   Pelestraian kesuburan lahan pertanian sekitarnya.
3.                   Kenaikan kadar air tanah.
4.                   Perlindungan cekungan air tanah.
5.                   Restorasi keanekaragaman hayati.
6.                   Menghentikan ancaman penggurunan.
7.                   Pencegahan banjir oleh penyimpanan air kapasitas tinggi di hutan.
8.                   Di daerah pegunungan perlindungan terhadap longsoran.
9.                   Pemanfaatan kayu atau eksploitasi buah, daun, dll.
10.               Penangkapan dan penyimpanan CO 2 untuk mengurangi efek rumah kaca (penyerapan CO 2)


5 Ciri-Ciri Rumah Sehat

Artikel lingkunga hidup akan membahas 5 ciri rumah yang sehat untuk dihuni. Sebuah rumah yang sehat, asri, nyaman dan layak huni adalah rumah yang memenuhi beberapa aspek sebagai berikut;
1.       Segi konstruksi bangunan, yaitu memiliki pondasi dan konstruksi yang cukup kuat dan aman untuk penghuni di dalamnya serta dibuat dari bahan bangunan yang tahan lama, mudah untuk dipelihara, terdapat jaringan listrik dan bersifat tahan api.
2.       Segi kesehatan yaitu mampu menunjang kondisi kesehatan tiap penghuninya. Contoh di tiap ruangan tersedia penerangan dan tidak lembab, terpenuhinya jaringan air bersih dan air minum, terdapat pembuangan sampah, salura air pembuangan air kotor/limbah rumah tangga dan sebagainya.
3.       Segi kenyamanan, yaitu bertujuan agar penghuni nyaman bertempat tinggal dan mudah melaksanakan kegiatannya.
4.       Segi keterjangkauan biaya yaitu pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana rumah disesuaikan dengan dana dan kemampuan pemilik rumah.
5.       Segi keserasian lingkungan, yaitu untuk memberikan keindahan dan keasrian lingkungan rumah. Contoh; menanam tanaman di perkarangan, memberi lampu penerangan dan seabgainya.
Lingkungan rumah yang sehat, asri, dan layak huni merupakan idaman setiap keluarga kerena memberikan banyak dampak positif bagi penghuninya, seperti rasa nyaman, mencegah terjadinya kecelakaan, mencegah dan melindungi dari terjangkitnya bibit penyakit serta memperoleh dan mencurahkan rasa kasi sayang. Upaya penciptaan lingkungan rumah yang sehat, asri dan layak huni antara lain bermula dari pembentukan pola sikap mencintai lingkungan dari tiap anggota keluarga.



Cara Menjaga Lingkungan Sekolah Yang Sehat
Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, ekolah merupakan tempat kita memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk bertahan hidup di kemudian hari. Pemahan dan pengenalan menditail mengenai lingkungan dapat diperoleh anak melalui pendidikan di sekolah.

Cara – cara yang perlu dilakukan untuk memelihara lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut.
1.       Menyusun dan memasyarakatkan perogram sekolah hijau.
2.       Mendaftar atau menginvestasikan dan melaksanakan perogram sekolah hijau, yaiut;
·         Membangun kegiatan apotek hidup di sekolah.
·         Menurangi atau menghemat penggunaan lampu pendingin ruang kelas, konsumsi air dan energi lainnya.
·         Membangun mekanisme pembuangan sampah di sekolah.
·         Membiasakan untuk kegiatan hemat atau bahkan mendaur ulang semua kertas, plastik dan sejenisnya
·         Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya.
·         mengkondisikan kegiatan ekstra kulikuler berbasis lingkungan, seperti kelompok hijau, pecinta alam dan sejenisnya.
·         Melakukan diskusi atau studi kasus tentang pemeliharaan lingkungan sekolah dan sejenisnya. Contoh menonton film bertemakan lingkungan, kemudian mendiskusikan atau membahasnya bersama-sama
·         Mengadakan karya wisata atau studi bnding dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah
1.       Melaksanakan tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
2.       Mengembangkan kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui berbagai loba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, menulis, menggambar, atau aneka kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan.
3.       Mengadakan pengawasan dan penegakan kedisiplinan.
4.       Mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah
5.       memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk gerak peduli lingkungan
Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa, pemeliharaan dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersihm sehat dan asri tidak lepas dari peran orang tua, swasta lembaga swadaya masyarakat mapupun pemerintah. Kondisi demikian akan melahirkan siswa yang cerdas, bermutu, berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungannya di lingkungan sekolah maupun masyarakan.
Sumber Artikel Lingkungan Hidup.com
























                                    
      


































Tidak ada komentar:

Posting Komentar