Contoh Kliping Lingkungan Hidup
Cara Menghemat Kertas
Artikel
lingkungan mencoba mengajak sahabat pecinta lingkungan hidup untuk menggunakan
kertas secara bijak sehingga kita dapat menghematnya untuk kelestarian hutan.
Kertas
saat ini telah menjadi kebutuhan utama masyarakat. Jika kita perhatikan di
sekeliling kita, maka barang-barang apa saja yang terbuat dari kertas and
mungkin kamu menemukan banyak barang yang terbuat dari kertas seperti kardus,
buku tulis, kertas tulis, kertas fotokopi, koran, majalah, buku
pelajaran/novel, tisu, alas gelas, kertas untuk keperluan promosi seperti
brosur dan masih banyak lagi.
Bahan
baku kertas adalah dari sebatang kapohon. Untuk satu rim kertas, paling sedikit
satu batang pohon ditebang. Bayangkan berapa banyak pohon yang harus ditebang
untuk memenuhi produksi kertas? Tanpa disadari, pada suatu masa hutan
dipermukaan bumi ini akan habis ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas sehari
hari. Apa lagi kita memanfaatkan kertas secara boros.
Begitu
banyak barang-barang berbahan baku kertas dan tidak sedikit kertas yang pada
akhirnya dibuang atua berakhir menjadi sampah.
Oleh karena itu kita harus
sungguh-sungguh memperhatikan efisiensi pemakaian kertas, pengelolaan kertas
serta pemakaian serta dampak dari setiap produksi kertas terhadap kelestarian
hutan dan lingkungan.
Untuk
mengatasih hal ini maka kita dapat melakukan penghematan dalam menggunakan
kertas. Berikut ini beberapa hal yang sederhana yang dapat kita lakukan, yaitu;
1.
Tidak
dengan mudah membuang kertas. Cobalah untuk memikirkan kembali kemungkinan kertas
tersebut digunakan untuk hal-hal lainnya.
2.
Memaksimalkan
penggunaan kertas yaitu menggunakan semua bagian sisi kertas seperti saat
mencetak, gunakan kedua sisi kertas.
3.
Mengumpulkan
sisa-sisa kertas untuk dapat dikelolah atau didaur ulang lagi
4.
Koran,
majalah, atau kalender bekas dapat digunakan untuk membungkus
5.
Ketika
akan mencetak suatu dokumen, cobalah pertimbangkan prioritas dan kebutuhannya.
Jika dokumen tersebut perlu dicetak, gunakan ke dua sisi kertas.
6.
Menggunakan
kertas bekas pakai untuk mesin facimili atau fotokopi
7.
Memanfaatkan
sekumpulan kertas bekas pakai untuk catatan kecil, seperti pesan telpon,
catatan belanja dan lain sebagainya
8.
Memanfaatkan
kembali amplop atau kantong kertas bekas yang masih layak digunakan
9.
Mencetak
keperluan seminar, promosi, pelatihan dari kertas daur ulang.
10.
Jika
memungkinkan memperoduksi media cetak berbahan baku kertas daur ulang
11.
Makalah,
kliping atau materi presentasi sebaiknya dicetak dan diperbanyak dengan
menggunakan keras bekas atau lebih baik dalam bentuk data CD (disk)
12.
Segala
bentuk undangan atau tagihan dapat dikirimkan melalui email. Kita terpaksa
dicetak, usahakan dibuat dengan bahan yang sedikit memakai kertas.
13.
Menghemat
penggunaan kertas tisu saat makan atau di toilet
14.
Ketika
anda berbelanja, usahakan untuk membawa kantong belanja anda sendiri
15.
Memanfaatkan
aneka kertas bekas untuk berbagai aneka kerajianan seperti kertas daur ulang
berwarna-warni, bingkai goto, kotak tisu dan sebagainya
Dengan
mempertimbangkan ke 15 hal-hal yang sederhana untuk melakukan penghematan
kertas dan tetap melestarikan lingkungan, mengetahui asal muasal kertas itu
terbuat dan mampu mempraktekan ke 15 hal tersebut.
Pelaksanaan
Penanaman Tanaman Reboisasi
A.
Persiapan Lapangan
Sebelum
kegiatan penanaman di lapangan dilaksanakan, perlu adanya persiapan yang baik
dalam rangka pencapaian keberhasilan tanaman (tanaman pokok jenis kayu-kayuan
dari MPTS) yang disesuaikan dengan rancangan.
Kegiatan persiapan lapangan meliputi:
1. Penyimpanan dokumen rancangan
pembuatan tanaman untuk lokasi/blok/petak sasaran pembuatan tanaman reboisasi
2. Penyiapan organisasi pelaksana
(Pemimpin Pelaksana, Mandor/pengawal dan tenaga kerja) dan koordinasi dengan
pihan terkait untuk lokasi dan luas areal yang akan direboisasi, serta
penyusunan tata waktu kegiatan dan pembagian kerja yang rasional.
3. Peyiapan area reboisasi dari konflik
agar penanaman dapat berjalan lancar melalui sosialisasi rencana penanaman
4. Penyiapan bahan (bahan gubuk kerja,
papan nama, patok batas, ajir) dan alat pengukuran (GPS/alat ukur theodolit,
kompas, altimeter dan lain-lain) dan perlengkapan kerja.
5. Pengukuran ulang batas-batas lokasi,
pemancngan patok, pembuatan gubuk kerja, papan nama dan penyiapan lahan dalam
rangka penerapan pola tanam yang sesuai dalam petak tanaman, pembuatan jalan
pemeriksaan hutan yang layak/memenuhi syarat dan lain-lain. Jalan pemeriksaan
harus berhubungan dengan jalan angkutan.
6. Pemasangan ajir dan penentuan
arah.letak tanaman sesuai dengan rancangan. Pola tanam dapat dilakukan secara
semplongan atau sistim jalur sesuai kontour secara merata di seluruh petak,
menyesuaikan keadaan lapangan (mempertimbangkan tegakan sisa dan kemiringan
lahan)
7. Penyiapan bibit pada tempat
penampung sementara.
B. Pembuatan Tanaman
1. Persiapan
a. Penyiapan dokumen rancangan dan peta
rancangan
b. Penyiapan bahan, peralatan
/perlengkapan kerja & tenaga kerja
c. Pembukaan dan pembersihan lahan,
pembuatan lubang tanaman sesuai ajir, penyiapan pupuk dasar. Disamping itu
perlu juga dibuat piringan tanaman yang bersih dari tonggak dan tanaman
pengganggu.
d. Distribui bibit dari tempat
pengumpulan bibit sementara (TPS) ke petak tanaman, dan menempatkannya menurut
arah larikan dan lobang tanaman
2. Penanaman
a. Sebelum penanaman bibit harus
diperhatikan:
·
Media
biibit kompak dan mudah dilepas dari polybag
·
Kondisi
lobang tanaman telah dipersiapkan dengan baik dan tidak tergenang air
·
Kondisi
bibit dalam keadaan sehat dan memenuhi standar/kriteria yang telah ditetapkan
untuk ditanam
b. Penanaman bibit.
·
Saat
penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam yang tepat.
·
Polybag
dilepas dari media tanaman dengan hati-hati sehingga tidak merusak sistem
perakaran tanaman
·
Bibit
dan media diletakkan pada lobang tanaman dengan tegak lurus
·
Lobang
tanaman ditimbun dengan tanah dicampur pupu dasar sampai lebih tinggi dari
permukaan tanah
c. Pemeliharaan Tahun berjalan
·
Pemeliharaan
tahun berjalan (T-0) dilakukan dengan penyulaman tanaman yang mati sejumlah 10%
(110 btg./ha) sekitar satu bulan setelah tanam.
d. Hasil Pembuatan Tanaman
·
Terwujudnya
tanaman reboisasi sejumlah 1.100 btg/ha termasuk penyulaman (10% – 110 btg Per
Ha), tersebar merata sesuai reancangan
·
Untuk
memberikan akurasi realisasi tanaman dilakukan penilaian kerja pembuatan
tanaman yang diatur dalam petunjuk pelaksanaan tersendiri
C. Organisasi Pelaksanaan
Agar pelaksanaan di lapangan dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan rencana, maka disusun organisasi pelaksanaan
di lapangan sebagai berikut:
1.
Pelaksana
kegiatan pembuatan tanaman reboisasi hutan lindung dan hutan produksi adalah satker
Dinas/Intansi yang mengurusi Kehutanan Kabupaten/Kota sebagai penanggung jawab
pelaksanaan reboisasi di wilayah kerjanya.
2.
Penanaman
dilakukan oleh pemimpin pelaksana bekerja sama dengan kelompok tani.masyarakat
setempat sekitar hutan, melalui surat perjanjian kerja sama (SPKS)
3.
Penanaman
di wilayah perum perhutani dilaksanakan oleh perum perhutani sesuai pedoman
reboisasi GN RHL/Gerhan ini.
4.
Untuk
lokasi yang terpencil, rawan keamanan dan kesulitan tenaga kerja dapat
dilaksanakan oleh satker pelaksana secara swakelola melalui kerja sama dengan
TNI
D. Hasil Pelaksanaan
Hasil kegiatan pelaksanaan pembuatan
tanaman reboisasi tahun berjalan (T-0) dikawasan hutan lindung dan hutan
produksi sesuai target luas dan jumlah tanaman dalam rancangan dan dokumen kegiatan/anggarannya.
Sumber: Lampiran 1 Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor: P.03/MENHUT-V/2004 Tanggal: 22 Juli 2004
Cara Aman Menggunakan Kembali Wadah Plastik
Artikel lingkungan hidup kali ini akan membahas tentang cara aman
menggunakan kembali wadah plastik.
BPA adalah kekhawatiran Ketika Wadah Plastik Aman penggunaan ulang
BPA adalah kekhawatiran Ketika Wadah Plastik Aman penggunaan ulang
Kekhawatiran kesehatan dan keselamatan terbesar saat ini adalah
terkait dengan BPA. BPA adalah bahan kimia yang ditemukan dalam kandungan
plastik terutama dalam plastik kaku. Ada informasi yang tepat sekarang bahwa
BPA dapat larut ke dalam makanan ketika dirinya yang dipanaskan. Ini adalah
sesuatu yang sering dibicarakan sekarang tetapi tidak ada dari EPA yang
menyatakan tidak aman.
Hindari memanaskan makanan dalam Wadah Plastik
Ini terkait dengan panas sehingga Anda ingin menghindari
memanaskan kembali makanan dalam plastik, dan juga meninggalkan botol air di
mobil Anda terutama selama musim panas ketika terdapat panas yang ekstrim.
Bersihkan dengan air sabun untuk penggunaan ulang Wadah Plastik
Aman
Jika Anda akan membersihkan plastik, dan ini adalah apa yang
kebanyakan produsen merekomendasikan, membersihkanlah dengan sabun dan air.
Anda tidak dianjurkan menempatkan plastik di air cucian karena panasnya akan
membahayakan Anda. Tidak ada masalah dengan menggunakan kembali plastik untuk
tujuan utilitas. Banyak sekolah dasar mengumpulkan botol dengan pekebun dan
untuk karya seni. Dan itu adalah bagaimana Anda dapat dengan aman menggunakan
kembali plastik.
Jika kamu akan membersikan plastik, dan apa yang kebanyakan
produsen anjurkan. bersihkan dengan sabun dan air. Tidak dianjurakan meletakkan
plastik ke dalam tempat cucian sebab panasna bisa membahayakan. Tidak ada
masalah sebenarnya menggunakan pelastik kembali untuk tujuan alat peraga.
Banyak siswa SD mengumpulkan botol untuk tujuan karya seni. dan begitulah plastik
bisa aman digunakan.
8 Cara
Mengantisipasi Kemungkinan Kebakaran Hutan
Artikel Lingkungan kali ini akan
membahas beberapa hal yang dapat dilakukan dalam mengantisipasi kemungkinan
atas terjadinya kebakaran di hutan.
1.
Membuat
menara pengamat yang tinggi berikut ala telekomunikasi
2.
Melakukan
patroli untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran
3.
Menyediakan
sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan
4.
Melakukan
pemotretan citra secara berkala, terutama di musin kemarau untuk memantau
wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran
Apabila terjadi kebakaran hutan maka
cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah
sebagi berikut;
1.
Melakukan
penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil
2.
Jika
api dari kebakaran berskala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan
membakar dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari
area yang menghambat jalananya api seperti sungai, danau dan jalan
3.
Melakukan
peyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan helikopter.
4.
Membuat
hujan buatan
Dengan mengerti dan memahami ke 8 cara
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, maka diharapkan para
pembaca dapat mencegah dan juga bertindak saat kebakaran terjadi.
4 Parameter
Pencemaran Lingkungan
Beberapa parameter yang digunakan untuk mengidentifikasi
terjadinya pencemaran lingkungan, serta mengetahui tingkat pencemaran itu.
Parameter-parameter yang digunakan sebagai indikator penemaran lingkugnan
antara lain sebagai berikut
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi CO2, pH, alkalinitas, fosfor dan kadang
aktifitas berat.
b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD ( biochemical Orxygen Deman),
yaitu jumlah oksigen yang terkandung atau terlalur di air. Cara pengukuran BOD
adalah dengan menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennnya
selama 5 hari dan kemudian diukur kembali kadungan oksigennya, BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemaran organik.
Di air yang normal dan alami, kadar pH adalah 6,5 – 8,5. Keasaman
air dapat iukur dengan kertas lakmus. Contoh lain adalah kandungan oksifen d
dalam air minum tidak boleh kurang dari 3 ppm
c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kejernihan
dan kandungan bahan radiokatif.
d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya bahan
organk/mikroorganisme seperti bakteri coli, virus, bentos dan plakton.
Organisme yang peka akan mati di lingkungan air yang teremar.
Cotnoh: keadaan siput air dan planaria di sugnau atau perairan
menunjukkan bahwa air di sungai tersebut belum tercemar.
Sumber: Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP kelas VIII
Usaha Pencegahan Pencemaran Udara
Secara umum pencemaran udara diartikan sebagai udara yang
mengandung satu atau beberapa zat kimia dalam konsentrasi tinggi, sehingga
mengganggu manusia, hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya di dalam suatu
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha untuk mencegah pencemaran
udara ini.
Berikut 6 usaha pencegaran pencemaran udara yang dapat kita
lakukan, yaitu;
1. Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung
asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
2. melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan
cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan;
3. Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan
pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas
buang ke udara bebas;
4. membangun cerobong asap yang cukup tinggi sehingga asap dapat
menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di
atas suatu pemukiman atau kita;
5. mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat
bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi;
6. memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi,
karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini,
selain sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.
Penyebab Polusi
Udara
Udara
pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan sehingga tidak bersih lagi dan
merupakan gangguan bagi makhluk hidup/manusia sekitarnya. Dengan kemajuan
teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran
terutama di daera daerah industri.
Penyebab
polusi udara dapat terjadi akibat dari, yaitu;
1.
Kendaraan bermotor
Semua
kendaraan bermotor yang memakai bensi dan solar akan mengeluarkan gas CO,
Nitrogen Oksida, blerang dioksida dan partikel-partikel lain dan sisa
pembakarannya. Unsur-unsur ini bila mencapai kuantum tertentu dapat merupakan
racun bagi manusia atau hewan. Sebagai contoh gas CO merupakan racun bagi
fugnsi-fungsi darah, SO2 dapat menimbulkan penyakit sistem pernapasan.
2.
Pabrik Pabrik industri
Bagi
pabrik industri yang di antara bahan bakunya banyak menggunakan zat-zat kimia
organik maupun anorganik. Sebagai hasi pengelolaannya selai menghasilkan
produk-produk yang berguna bagi kepentingan hidup manusia juga dikeluarkan
produk-produk yang tidak berguna malahan dapat berupa racun. Produk-produk yang
tidak berguna ini jelas akan dibuang dan bisa merusak lingkungan, berupa
gangguan pada kehidupan dan kelestarian lingkugan bila tanpa pengendalian.
Berbagai
bentuk penyakit akan timbul pada masyarakat di sekitar pabrik atau pada pekerja
sendiri akibat masuknya zat-zat buangan ini ke dalam tubuh. Misal dengan
timbulnyaapa yang disebut penyakit Pneumokoniosis, yaitu segolongan penyakit
yang disebabkan oleh penimbunan debu-debu dalam paru-paru.
Untuk
menentukan apakah orang tersebut terserang penyakit paru-paru akibat penimbunan
debu dalam paru-paru, tidak mudah kalau hanya berdasarkan kelainan-kelainan
yang terjadi pada tubuh. Harus ada riwayat pekerjaan atau lingkungan tempat
tinggal ang selalu mereka gunakan atau sering berurusan dengan debu-debu yang
membahayakan misalnya pernah bekerja atau pernah tinggal di sekitar
petambangan, di pabrik keramik dan lain-lain.
Kelainan
yang terjadi pad atubuh bergantung pada banyaknya debu yang timbul dalam
paru-paru, makin luas bagian paru yang terkena makin hebatlah gejala-gejalanya,
walaupun hal itu tidak selalu benar. Gejala yang timbul, antara lain
batuk-batuk kering, sesak napas, kelelahan umum, berat badan yang turun, banyak
berdahak dan lain-lain.
Untuk
pengobatan secara khusus terhadap penyakit ini boleh dikatakan tidak ada.
Pemberian obat-obatan umumnya hanya ditujukan untuk mengurangi penderitaan dan
gejala-gejala yang timbul. Satu-satunya tindakan adalah yang bersangkutan tidak
lagi mengisap debu berbahaya tadi.
Dengan
demikian pencegahan merupakan hal yang perlu diutamakan. Biaya pencegahan
relatif tidak seberapa bila dibandingkan dengan akibat penyakit ini.
Hubungan Manusia Dengan Lingkungan
Manusia mendapakna unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan
hidupnya. Makin besar jumlah keburuhan hidupnya berarti makin besar perhatian
manusia terhadap lingkungannya.
Perhatian dan pengaruh manusia terhadap ligkungan makin meningkat
pada zaman teknologi maju.
Masa ini manusa mengubah lingkungan hidup alami menjadi
leingkungan hidup binaan. Eksplotasi sumber daya alam makin meningkat untuk
memenuhin bahan dasar industri. Sebaliknya hasil industri berupa asap dan
limbah mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup.
Berdasarkan sifatnya, kebutuhan hidup manusia dapat dilihat dan
dibagi menjadi 2, yaitu kebutuhan hidup materil antara lain adalah air, udara,
sandang, pangan, papan, transportasi sera perlengkapan fisik lainnya. Dan
kebutuhan nonmateril adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas
eksistensinya, pendidikan dan sistem nilai dalam masyarakat.
Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki daya
fikir dan daya nalar tertinggi dibandingkan makluk lainnya. Di sini jelas
terlihat bahwa manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Hal ini
disebabkan manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai
dengan apa yang dikehendaki. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan
bermacam-macam gejala.
Efek Limbah
Berbahaya Terhadap Manusia
Berbagai
pabrik industri dianatara bahan bakunya banyak mempergunakan zat-zat kimia
organik maupun anorganik. Sebagai hasil pengolahannya selai menghasilkan
produk-produk yang berguna bagi kehidupan manusia, juga fakta menunjukkan bahwa
limbah-limbah negatif bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungannya.
Diantara
efek limbah berbahanya terhadap kesehatan manusia adalah karena sifat toksik
bahan yang dikandung dalam limbah tersebut. Berbagai jenis penyakit yang dapat
terjadi karena limbah berbahaua adalah; penyakit pneumoniosis, silicosis,
byssinosis, siderosis, talkosis dan berbagai jenis keracunan lainnya.
Penyakit-penyakit
yang ditimbulkan dari limbah berbahaya dapat bersifat akut dan kronis. Terutama
limbah berbahaya toksis, dimana proses reaksinya sangat kompleks.
Secara umu rantai reaksi menimbulkan
efek terhadap kesehatan manusia dapat di bagi dalam tiga face, yaitu: (1) face
paparan atau eksposisi, (2) face tokso-kenetik, dan (3) face tokso – dinamik.
Face
paparan dapat terjadi secara oral, melalui saluran pencemaran, atau melalui
kulit. Pada face tokso-kinetik ada dua proses yang memainkan peranan penting,
yaitu;
1. Transpor yang meliputi absorbsi yang
disebut, dan ekskresi.
2. perubahan metabolik yang disebut
juga botransformasi yang sering menyebabkan ketidakaktifan zat yang diserap.
namun perubahan biokimiawi dalam
organisme dapat mengakibatkan juga pembentukan senyawa aktif dan dengan
demikian mengakibatkan bioaktivasi.
Face tokso-dinamik meliputi interaksi
antara molekul zat aktif atau zat racun dan tempat kerja spesifik, yaitu
reseptor. Interaksi ini menghasilkan induksi suatu stimulus (rangsangan) yang
dimulai dari proses biokimia dan biofisika dan akhirnya menyebabkan efek bagi
kesehatan manusia.
Efek – efek akut dari
limbah berbahaya
Di
bawah ini penulis menyajikan beberapa efek terhadap kesehatan manusia yang
ditimbulkan oleh limbah berbahaya yang bersifa akut.
No.
|
Tipe Limbah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
Limbah = limbah pestisida (Obat =
obat pembunuh hama)
|
|||||||
1.
|
Pestisida organic (astasin, chlorin)
|
+
|
+
|
+
|
+
|
||
2.
|
Metyl Bromida
|
+
|
|||||
3.
|
Herbisida (Obat-obat pembasmi rumput)
|
+
|
|||||
4.
|
Pestisida fosfat organic
|
+
|
+
|
+
|
+
|
||
5.
|
Organo nitrogen herbisida
|
+
|
+
|
||||
6.
|
Insektisida (-embunuh serangga)
|
+
|
+
|
+
|
+
|
||
7.
|
Pembasmi jamur
|
+
|
|||||
8.
|
Almunium fosfat
|
+
|
|||||
9.
|
Rotenone
|
+
|
+
|
||||
10.
|
Cyanide waste
|
+
|
+
|
+
|
+
|
||
Logam = logam yang Toksik (racun)
|
|||||||
11.
|
Timah, lembaga, selenium, nikel,
chromium
|
+
|
+
|
+
|
|||
12.
|
Komposisi timah hitam organic
|
+
|
+
|
+
|
|||
13.
|
Air raksa, dan lain-lain
|
+
|
+
|
+
|
+
|
Sumber: Hazardous Waste Management,
Reducing the Risk, Island Press, 1986. By B A Goldmant.
Keterangan: + = efek-efeknya pada
manusia menurut pembuktian secara statistik.
A = Kerusakan susunan saraf
B = Kerusakan system pencernaan
C = Kerusakan system neorologis
D = Kerusakan system pernafasan
E = Kerusakan pada kulit
F = Kematian
Efek – efek kronis dari
limbah berbahaya
Limbah berbahaya di samping dapat
menimbulkan efek akut bagi kesehatan manusia ternyata pencemaran dalam waktu
lama dapat pula menimbulkan efek kronis bagi keselamatan manusia dan makhluk
hidup lainnya. untuk lebih jelasnaya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Efek – efek kronis dari
Limbah Berbahaya Tertentu
No.
|
Tipe Limbah
|
A
|
B
|
C
|
D
|
1.
|
Pestisida organik
|
*
|
*
|
*
|
+
|
2.
|
Halogenated organic phenoxy
herbicides
|
*
|
*
|
*
|
*
|
3.
|
Pestisida fosfat organic
|
*
|
*
|
*
|
|
4.
|
Herbisida organo nitrogen
|
*
|
*
|
*
|
|
5.
|
Timah, tembaga, selenium, chromium
fan nikel
|
+
|
|||
6.
|
Air Raksa
|
+
|
|||
7.
|
Cadmium
|
+
|
|||
8.
|
Halogenated organic
|
+
|
+
|
Sumber: Hazardous Waste Management
Reducing the Risk Island Press, 1996. By B.A Goldmant.
Keterangan
·
=
Efek-efek pada manusia yang dapat dibuktikan secaa statisitik.
·
+ =
Efek-efek pada binatang dalam labolatorium yang dapat dibuktikan secara
statistik
·
A =
Efek karsinogenik (,menimbulkan kanker)
·
B =
Efek mutagenic (mutasi gen/kromosom)
·
C =
Efek teratogenik
·
D =
Kerusakan system reporduksi
Sumber artikel: Buku Lingkungan Hidup
& Kelestariannya oleh Prof. Dr. H. Imam Supardi, dr Sp.Mk
Manfaat
Reboisasi
Reboisasi
adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi
merupakan kegiatan untukmenanam tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah
habis, biasanya akibatdeforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan
manusia.
Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .
Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .
Manfaat dan Fungsi dari Reboisasi :
1.
Mengurangi
erosi tanah oleh angin dan air.
2.
Pelestraian
kesuburan lahan pertanian sekitarnya.
3.
Kenaikan
kadar air tanah.
4.
Perlindungan
cekungan air tanah.
5.
Restorasi
keanekaragaman hayati.
6.
Menghentikan
ancaman penggurunan.
7.
Pencegahan
banjir oleh penyimpanan air kapasitas tinggi di hutan.
8.
Di
daerah pegunungan perlindungan terhadap longsoran.
9.
Pemanfaatan
kayu atau eksploitasi buah, daun, dll.
10.
Penangkapan
dan penyimpanan CO 2 untuk mengurangi efek rumah kaca (penyerapan CO 2)
5 Ciri-Ciri Rumah Sehat
Artikel
lingkunga hidup akan membahas 5 ciri rumah yang sehat untuk dihuni. Sebuah
rumah yang sehat, asri, nyaman dan layak huni adalah rumah yang memenuhi beberapa
aspek sebagai berikut;
1.
Segi
konstruksi bangunan, yaitu memiliki pondasi dan konstruksi yang cukup kuat dan
aman untuk penghuni di dalamnya serta dibuat dari bahan bangunan yang tahan
lama, mudah untuk dipelihara, terdapat jaringan listrik dan bersifat tahan api.
2.
Segi
kesehatan yaitu mampu menunjang kondisi kesehatan tiap penghuninya. Contoh di
tiap ruangan tersedia penerangan dan tidak lembab, terpenuhinya jaringan air
bersih dan air minum, terdapat pembuangan sampah, salura air pembuangan air
kotor/limbah rumah tangga dan sebagainya.
3.
Segi
kenyamanan, yaitu bertujuan agar penghuni nyaman bertempat tinggal dan mudah
melaksanakan kegiatannya.
4.
Segi
keterjangkauan biaya yaitu pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
rumah disesuaikan dengan dana dan kemampuan pemilik rumah.
5.
Segi
keserasian lingkungan, yaitu untuk memberikan keindahan dan keasrian lingkungan
rumah. Contoh; menanam tanaman di perkarangan, memberi lampu penerangan dan
seabgainya.
Lingkungan rumah yang sehat, asri, dan
layak huni merupakan idaman setiap keluarga kerena memberikan banyak dampak
positif bagi penghuninya, seperti rasa nyaman, mencegah terjadinya kecelakaan,
mencegah dan melindungi dari terjangkitnya bibit penyakit serta memperoleh dan
mencurahkan rasa kasi sayang. Upaya penciptaan lingkungan rumah yang sehat,
asri dan layak huni antara lain bermula dari pembentukan pola sikap mencintai
lingkungan dari tiap anggota keluarga.
Cara Menjaga
Lingkungan Sekolah Yang Sehat
Sekolah
merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, ekolah merupakan tempat kita
memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk bertahan hidup di
kemudian hari. Pemahan dan pengenalan menditail mengenai lingkungan dapat diperoleh
anak melalui pendidikan di sekolah.
Cara – cara yang perlu dilakukan untuk
memelihara lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut.
1.
Menyusun
dan memasyarakatkan perogram sekolah hijau.
2.
Mendaftar
atau menginvestasikan dan melaksanakan perogram sekolah hijau, yaiut;
·
Membangun
kegiatan apotek hidup di sekolah.
·
Menurangi
atau menghemat penggunaan lampu pendingin ruang kelas, konsumsi air dan energi
lainnya.
·
Membangun
mekanisme pembuangan sampah di sekolah.
·
Membiasakan
untuk kegiatan hemat atau bahkan mendaur ulang semua kertas, plastik dan
sejenisnya
·
Menyediakan
tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya.
·
mengkondisikan
kegiatan ekstra kulikuler berbasis lingkungan, seperti kelompok hijau, pecinta
alam dan sejenisnya.
·
Melakukan
diskusi atau studi kasus tentang pemeliharaan lingkungan sekolah dan
sejenisnya. Contoh menonton film bertemakan lingkungan, kemudian mendiskusikan
atau membahasnya bersama-sama
·
Mengadakan
karya wisata atau studi bnding dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan
kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah
1.
Melaksanakan
tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
2.
Mengembangkan
kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui berbagai
loba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, menulis,
menggambar, atau aneka kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan.
3.
Mengadakan
pengawasan dan penegakan kedisiplinan.
4.
Mengadakan
gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah
5.
memanfaatkan
hari-hari besar nasional untuk gerak peduli lingkungan
Secara keseluruhan, kebersihan dan
keasrian sekolah adalah tanggung jawab bersama dari setiap warga sekolah.
Selain guru dan siswa, pemeliharaan dan perwujudan lingkungan sekolah yang
bersihm sehat dan asri tidak lepas dari peran orang tua, swasta lembaga swadaya
masyarakat mapupun pemerintah. Kondisi demikian akan melahirkan siswa yang
cerdas, bermutu, berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan
peduli lingkungannya di lingkungan sekolah maupun masyarakan.
Sumber Artikel Lingkungan Hidup.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar